Karawang || Patriotjabar.com – Nasib naas menimpa seorang guru sekolah menengah atas negeri (SMAN) 5 Karawang, saat hendak berangkat salat Jumat, guru tersebut diduga dipukuli seorang pria berinisial T yang merupakan seorang Jaksa di Karawang.
Korban pemukulan, Jajang yang berprofesi sebagai guru di SMAN 5 Karawang mengaku, ia dipukuli secara tiba-tiba saat hendak berangkat salat Jumat.
“Iya benar, sudah sedikit pulih setelah dipukuli, hanya sedikit pengap dada,” ucap Jajang saat dihubungi, Minggu (25/9/2022).
Jajang menuturkan, saat ini kasus pemukulan itu sudah ditangani oleh Polres Karawang, “Sudah langsung ke Polres, dibantu sama Kapolsek kota pak Marsono,” kata dia.
Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Arief Bastomy membenarkan ihwal kejadian pemukulan tersebut.
Kasus tersebut dilaporkan pada Jumat (23/9/2022) malam, “Semalam ada pelaporan terkait hal tersebut bang,” ucap Kasat Reskrim melalui pesan tertulis, Minggu (25/9/2022).
Kendati demikian, Arief belum bisa menjelaskan lebih lanjut ihwal kronologi lengkap kejadian pemukulan terhadap seorang guru tersebut.
“Nanti ya bang kami kroscek kembali,” imbuhnya.
Sementara Kepala Sekolah SMAN 5 Karawang, Suandi, membenarkan ihwal adanya insiden pemukulan terhadap seorang guru tersebut.
“Benar, peristiwa pemukulan itu terjadi pada pak Jajang. Namun kami sudah mengambil langkah hukum, dengan melaporkan peristiwa tersebut ke Reskrim Polres Karawang. Korban juga sudah melakukan visum di RSUD Karawang,” kata Suandi, Minggu (25/9/2022).
Suandi juga membenarkan bahwa, pelaku pemukulan tersebut adalah oknum jaksa, “Iya betul, dia jaksa tapi tidak bertugas di Karawang,” ucap Suandi.
Suandi meneranagkan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) untuk membicarakan langkah selanjutnya terkait penanganan kasus pemukulan tersebut.
Mengenai motif pemukulan, ujar Suandi, peristiwa pemukulan oleh pelaku kepada korban ini, diduga hanya dipicu masalah kesalahpahaman. Kendati begitu, Suandi tak menerangkan secara detail masalah tersebut.
“Sebenarnya masalah kesalahpahaman ini sudah sejak dulu, cuma kalau dulu oknum (pelaku) tersebut hanya mengancam-mengancam saja terhadap korban,” katanya.
(Iyan)